Senin, 29 November 2010

10 LANGKAH MERAKIT CORE i5


10 langkah Merakit Core i5

Core i5 adalah procesor yang dipublikasikan oleh perusahaan pembuat processor yaitu INTEL yang keluar pada tanggal 8 september 2009 dengan banyak sekali perubahan dari spesifikasi processor sebelumnya. Kelebihan dari core i5 ini adalah ditanamkannya fungsi chipset Northbridge pada inti processor (dikenal dengan nama MCH pada Motherboard). Maka motherboard Core i5 yang akan menggunakan chipset Intel P55 (dikelas mainstream) ini akan terlihat lowong tanpa kehadiran chipset northbridge. Lynnfield adalah codename untuk Core i5. Core i5 akan berjalan berjalan optimal di socket baru Intel yaitu socket LGA-1156. Core i5 dipasarkan dengan harga sekitar US$186.


Nah, kali ini kami akan memberikan langkah-langkah merakit PC yang memiliki spesifikasi Processor Core i5.


Langkah 1

· Siapkan semua komponen yang akan dipasang atau digunakan.


Komponen yang diperlukan adalah sebagai berikut:

1. Prosecessor Core i5

2. Motherboard

3. Monitor

4. Harddisk SATA

5. Power Supply

6. RAM DDR3 (Min. 1GB)

7. Kabel SATA

8. Kabel ATA 100

9. CD/DVD-ROM

10. Fan / pendingin / heatsink

11. Keyboard

12. Mouse

Langkah 2

· Pasang processor pada socketnya. Dalam pemasangan harus hati-hati. Jika tidak, pin pada processor akan patah dan mengakibatkan processor tidak dapat digunakan. Saat pemasangan, lihat tanda segitiga pada salah satu ujung processor. Jangan lupa menguncinya harus rapat dan jangan dipaksakan.


Langkah 3

· Masukkan motherboard ke dalam casing / CPU. Pasang scrub pada tempat-tempat yang sudah ditentukan. Hubungkan kabel power supply ke motherboard.


Langkah 4

· Pasang RAM (Random Access Memory) pada slot RAM. Core i5 harus didukung dengan RAM DDR3 Minimal 1 GB agar dapat berjalan secara optimal.


Langkah 5

· Pasang Pendingin atau biasa disebut Heatsink. Pada pemasangan heatsink, usahakan jangan terlalu dipaksakan karena akan merusak motherboard dan heatsinknya sendiri. Kunci heatsink dan patsikan tidak goyang.


Langkah 6

· Pasang harddisk ke CPU. Jangan lupa memberikan scrub agar harddisk dapat tepasang dengan rapat dan pastikan harddisk tidak goyang.


· Pasang kabel SATA ke harrdisk dan ke motherboard. Jangan lupa pasang kabel power supply ke harddisk.

Langkah 7

· Pasang CD/DVD-ROM ke CPU dan berilah scrub agar terpasang dengan kuat. Hubungkan kabel ATA 100 ke CD/DVD-ROM dan ke motherboard. Setelah itu, Hubungkan kabel power supply ke CD/DVD-ROM agar mendapatkan tegangan.


Langkah 8

· Pasang kabel-kabel power pada CPU ke motherbord agar motherboard mendapatkan daya untuk memproses atau mengkoordinasi semua hardware yang tersambung ke motherboard.


Langkah 9

· Tutup CPU dengan scrub dan pastikan terkunci dengan benar.

Langkah 10

· Hubungkan kabel monitor ke CPU serta kabel power. Coba dengan menghidupkanya.



»»  BACA SELENGKAPNYA...

TIPS MENGAMANKAN JARINGAN WIRELESS

Tips Mengamankan Jaringan Wireless

Teknologi Wireless LAN melakukan proses pengiriman data dengan frekuensi redio sebagai media perantaranya. Teknologi ini diregulasi oleh aturan yang sama seperti radio AM/FM. Federal Communications Commision (FCC) merupakan organisasi international yang meregulasi penggunaan device wireless LAN. Sebaliknya, IEEE (Institute Of Ellectrical & Electronic Engineers) membuat dan mengelola standarisasi devie wireless. Jaringan Wireless LAN pada dasarnya kurang aman. Protocol 802.11 menetapkan solusi pegamanan dengan menerapkan WEP (Wired Equivalent Privacy). WEP merupakan algoritma enkripsi yang digunakan oleh metode autentikasi Shared Key untuk mengautentikasi user-user dan hanya mengenkripsi data yang melewati jaringan wireless. Dalam pengguaannya jaringan wireless banyak sekali gangguan dari pihak-pihak yang tidak bertanggung jawab dan dapat merugikan kita, maka dari itu kita harus mengantisipasi dengan beberapa tools yang bisa memberikan rasa nyaman pada saat kita menggunakan jaringan wireless.

A. WEP KEY

WEP bertindak sabagai kunci serta diimplementasikan pada device client dan infrastuktur jaringan Wireless LAN berupa sebuah karakter alfanumetik. Fungsinya untuk :

- Memverifikasi identitas station yang akan diautintekasi.

- Mengenkripsi data.

WEP bertindak dalam beberapa jenis, diantaranya adalah :

- 64 bit

- 128 bit

Ketika sebuah client yang mengaktifkan WEP berusaha mengautentikasi dan menghubungi sebuah access point, access point akan menentukan apakah client memiliki WEP KEY yang sama atau tidak. Jika benar, maka client mempunyai sebuah kunci yang merupakan bagian system distribusi WEP KEY dan diimplementasikan pada Wireless LAN terpisah. WEP KEY dapat dipasangkan secara manual oleh administrator atau dipasangkan dengan menggunakan system distribusiWEP KEY yang dibangkitkan oleh server key. Jumlah karakter yang dimasukkan tergantung pada konfigurasi software dengan menggunakan ASCII atau HEXA dan WEP KEY 64 atau 128 bit.

Gambar 1.

Jika menggunakan WEP KEY statis, maka kita harus secara manual memasangkan satu atau beberapa WEP KEY statis kesebuah access point dan digunakan untuk berhubungan dengan client. Nilai WEP KEY yang tidak pernah berubah dapat menyebabkan jaringan relative lebih mudah diserang oleh hacker yang mengetahui seluk-seluk WEP KEY. Oleh karena itu, WEP KEY statis hanya cocok untuk metode pengamanan sederhana. Jaringan Wireless LAN yang berskala enterprise biasa menggunakan WEP sebagai mekanisme dasar pengamanan. Kemudian, server enkripsi terpusat seharusnya digunakan dengan alasan :

- Pembangkitan key dilakukan terpusat.

- Distribusi key dilakukan terpusat.

- Pertukaran kunci dilakukan secara dinamis.

- Mengurangi pekerjaan administrator mengelola key.

B. SSID FILTERING

SSID Filtering merupakan metode filtering yang belum sempurna dan sebaiknya hanya digunakan sebagai akses kontrol yang paling dasar. SSID sesuai dengan namanya hanya digunakan sebagai nama jaringan. SSID dari station Wireless LAN harus sama dengan SSID yang terpasang di access point (pada jaringan bertipe insfrastruktur) atau dengan station lain ( pada mode adhoc) agar dapat saling berhubungan dan mengauntentikasi. SSID secara berkala di-broadcast melalui beacon, sehingga kita mudah menemukan SSID sebuah jaringanWireless dengan menggunakan program sniffer. Untuk menghindari proses, banyak manufaktur access point yang meiliki kemampuan SSID dari beacon dan probe respons, shingga service set harus dipasangkan secara manual.

Beberapa kesalahan administrator dalam mengkonfigurasi SSID antara lain :

- Menggunakan SSID default

- Member nama SSID yang berkaitan dengan perusahaan.

- Menggunakan SSID sebagai mekanisme pengamanan jaringan Wireless

- Membroadcast SSID

C. MAC ADDRESS FILTERING

Wirelees LAN dapat memfilter berdasarkan MAC address dari station atau client. Hampir semua access point mempunyai kemampuan memfilter berdasarkan MAC Addreass. Administrator jaringan dapat mengkompilasi, mendistribusikan, dan memelihara daftar MAC ADDRESS yang diizinkan sera memprogram masing-masing acces point. Jika sebuah PC Card atau client lain dengan sebuah MAC address yang tidak terdaftar mencoba untuk mengakses Wireless LAN kemampuan MAC address filtering tidak akan mengizinkan client berhubungan dengan access point.

Beberapa jenis RADIUS server dapat mengimplementasikan penyaringan berdasarkan MAC address. Penyringan lebih scalable dan menyederhanakan proses pemasukan data MAC address bersamaan dengan informasi user. Mekanisme filter ini dengan menggunakan MACC memiliki kelamahan pula, dengan memperoleh NIC (Network Interface Card) dari sebuah komputer, hacker dapat menggunakannya untuk bergabung ke dalam jaringan wireless.

Wireless LAN dpat menyaring paket-paket yang melewati jaringan dengan berdasarkan pada pengguaan protokol-protokol layer 2-7. Kegiatan penyaringan paket dilakukan karena salah satu alas an, yakni adanya keterbatasan bandwidth yang dimiliki oleh jaringan WLAN.

JENIS SERANGAN TERHADAP WIRELESS LAN

Hacker dapat melumpuhkan dan berusaha mengakses jarongan Wireless LAN melalui berbagai cara, beberapa di anataranya adalah:

- Serangan yang dilakukan secara pasif (passive attack), contohnya eavesdropping

- Serangan yang dilakukan secara aktif (active attack), contohnya connecting, probing, dan konfigurasi jaringan.

- Jamming attack

- Man-in-the-midlle attack

»»  BACA SELENGKAPNYA...

CARA MEMBUAT HOTSPOT DAN PERLATANNYA


Hotspot atau tempat yang menyediakan layanan akses Internet dengan menggunakan wireless memang sudah sangat banyak. Hal ini disebabkan banyaknya perangkat yang telah dilengkapi dengan teknologi wireless, sehingga tren penggunaannya pun semakin tinggi.
Artikel ini akan membahas hal-hal penting yang perlu Anda ketahui untuk menyediakan layanan hotspot. Hal yang dibahas memang relatif sederhana sehingga bisa diikuti oleh pemula sekalipun (asalkan sudah memiliki dasar-dasar jaringan). Di akhir artikel, akan juga akan membahas salah satu alat yang cukup praktis untuk digunakan sebagai hotspot gateway.

1. TENTUKAN KONSEP HOTSPOT ANDA

Konsep hotspot ini merupakan awal yang sangat penting untuk Anda tentukan. Apakah hotspot Anda nantinya akan dapat digunakan secara gratis atau harus membeli voucher tertentu? Anda harus menentukan hal dasar ini terlebih dahulu karena akan menyangkut perencaaan infrastruktur hotspot itu sendiri.

Alternatif yang biasa dipilih adalah memberikan waktu trial khusus secara gratis selama beberapa waktu (satu atau dua bulan pertama). Selanjutnya, pengunjung harus membayar atau membeli voucher sebelum bisa mengakses hotspot Anda. Kadang kala, ada beberapa tempat yang memang sengaja memberikan layanan Wi-Fi hotspot secara gratis. Namun, Anda harus berbelanja (atau memesan makanan) selama mengakses hotspot tersebut.

Akses Internet yang cukup cepat hal pertama yang harus Anda miliki adalah akses Internet. Akses Internet ini pada umumnya menggunakan layanan broadband dengan kecepatan yang cukup tinggi (128 Kbps atau lebih), tergantung target jumlah pengunjung yang akan mengakses layanan hotspot ini.

3. Membuat hotspot tanpa billing

Bagian ini akan membahas singkat mengenai cara pembuatan hotspot gratis (tanpa sistem billing tertentu).

Secara umum, sistem hotspot gratisan tidaklah berbeda jauh dengan sistem Wi-Fi di rumah yang saat ini mulai banyak digunakan. Anda hanya perlu beberapa alat untuk membuat jaringan seperti ini.

Alat pertama yang harus Anda miliki tentunya adalah modem. Modem ini harus disesuaikan dengan jenis koneksi Internet yang Anda gunakan (ADSL, Cable, dan lainnya).
Selanjutnya, Anda juga harus memiliki sebuah router yang akan berfungsi sebagai gateway. Router inilah yang akan mengatur semua koneksi dari client ke Internet. Sebaiknya, Anda membeli router yang telah dilengkapi dengan fungsi Access Point terintegrasi. Jika Anda membeli router yang tidak memiliki fungsi Access Point, maka Anda juga harus membeli Access Point terpisah.

4. Membuat hotspot dengan billing

Membuat hotspot dengan billing memang lebih rumit dibandingkan dengan tanpa billing. Sistem yang umum digunakan adalah dengan menggunakan voucher generator yang secara otomatis akan dibuat oleh sistem. Hampir semua vendor wireless besar sudah memiliki system ini.

Sistem ini umumnya bisa bekerja secara independen. Ia memiliki fungsi router/gateway dan juga Access Point (Anda tetap harus membeli modem). Sistem billing dan voucher generator-nya telah terintegrasi. Biasanya, ia juga memiliki keypad (untuk menentukan jumlah voucher yang dibeli) dan printer (untuk mencetak voucher). Sistem ini hanya perlu dikonfigurasi saat awal via PC, selanjutnya semua operasi sistem bisa bekerja secara independen. PC hanya dibutuhkan untuk melakukan perubahan konfigurasi saja.

5. Konfigurasi akses Internet

Infrastruktur jaringan yang harus dibuat pada dasarnya cukup sederhana. Dasarnya, untuk koneksi ke Internet akan dibutuhkan modem. Dari modem, koneksi akan dimasukkan ke router atau gateway. Selanjutnya, dari router koneksi baru dibagi ke client via koneksi kabel ataupun wireless (via Access Point).

Hampir semua alat sejenis bisa dikonfigurasi via jaringan dari PC client. Syarat utamanya adalah IP dari client harus satu segmen dengan IP dari perangkat yang ingin dikonfigurasi. Anda bisa mencari informasi ini di buku manual perangkat Anda.

Proses konfigurasi awal yang biasanya harus dilakukan adalah melakukan koneksi ke Internet via modem. Salah satu port pada router (port WAN) biasanya harus dihubungkan ke modem. Selanjutnya, proses konfigurasi biasanya dilakukan via interface web based yang disediakan oleh router Anda.

6. Masalah DHCP server

Setelah jaringan sukses terkoneksi, maka Anda harus mengaktifkan DHCP server. DHCP server ini berguna untuk memberikan IP secara otomatis kepada setiap user. Cara ini memudahkan pengunjung untuk mengakses hotspot Anda (khususnya untuk sistem free tanpa login). Namun, cara ini bisa juga memberikan lubang keamanan karena Anda lebih sulit untuk mengendalikan pengunjung yang mengakses hotspot.

Menurut CHIP, jalan terbaik sebenarnya tergantung Anda sendiri. Untuk Anda yang menerapkan sistem free (tanpa voucher), tidak mau repot dengan pengaturan IP, dan tidak keberatan hotspot diakses oleh banyak orang, maka mengaktifkan DHCP adalah jalan terbaik. Batasi jumlah client yang akan diberikan IP oleh DHCP (misal 10 client). Dengan begitu, jumlah pengunjung yang bisa mendapatkan IP hanya maksimal 10 client saja.

Jika Anda mau lebih selektif, maka DHCP boleh dinonaktifkan. Setiap user yang akan mengakses hotspot harus terlebih dahulu meminta informasi alamat IP dari Anda selaku pemilik hotspot. Bagi Anda yang menerapkan sistem login/voucher, maka DHCP server boleh diaktifkan. Soalnya, user tidak akan bisa mengakses Internet tanpa username dan password yang benar dari voucher, walaupun ia telah mendapatkan IP dari DHCP server.

Memantau statistik user

Hal ini hanya perlu dilakukan oleh Anda yang menggunakan sistem login. Masuklah ke router dan cari menu “Account Table†atau sejenisnya. Di sana, Anda bisa menemukan username dan password yang di-generate oleh sistem.

Informasi yang lebih detail seperti lama login, sisa waktu login, dan jumlah uang yang dibayarkan juga bisa dilihat. Pastikan saja bahwa tidak ada kejanggalan di sini. Setiap kejanggalan sebaiknya segera diperiksa lebih detail.

Enkripsi yang tepat

Jaringan wireless tanpa enkripsi sangatlah tidak aman. Oleh sebab itu, aktifkan fungsi enkripsisetidaknya WEP 64 atau 128 bit. Perlu diperhatikan bahwa dengan aktifnya enkripsi maka proses zero configuration akan sulit untuk dilakukan. User harus memasukkan enkripsi yang sesuai sebelum bisa login ke dalam hotspot.

Client yang ingin mengakses

Tidak semua client memiliki kepandaian yang setara. Apalagi untuk kawasan hotspot yang tidak zero config (membutuhkan pengaturan/konfigurasi tambahan). Oleh karena itu, Anda selaku pemilik hotspot harus bisa menyediakan informasi yang jelas agar user bisa login dengan mudah.

Beberapa konfigurasi pengaturan seperti alamat IP (untuk hotspot tanpa DHCP server), metode enkripsi, sampai pemilihan Access Point (untuk area yang memiliki beberapa hotspot), harus diinformasikan dengan jelas kepada calon pengguna. Setidaknya, Anda menyediakan satu atau dua petugas yang mengerti teknis konfigurasi client hotspot. Konsumen yang kecewa dapat dengan mudah meninggalkan tempat Anda dan mencari hotspot lain yang lebih informatif.

»»  BACA SELENGKAPNYA...

I'LL FOLBACK

BLOG KAWAN

Cara-cara menginstal OS, Hardware Komputer, Artikel Komputer samurai's Blog